Selasa, 13 Desember 2011

ini ceritaku, mana ceritamu?

Sore bada’zuhur, dikediaman rumah keluarga besar yang berada di jalan Mangga Besar IX Jakarta Bara, panik dan cemas menyelimuti keluarga itu, sepertinya tanda-tanda kelahiran akan datang, namun berbeda dengan ibu yang melahirkan seperti biasa, wanita berusIa 36 tahun itu tidak merasakan mulas sama sekali pada kandungannya, kakak perempuannya dan ketiga anaknya membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat. sesampainya di rumah sakit swasta di Jakarta, wanita tersebut langsung ditangani oleh dokter, dikarenakan ada yang menghambat jalannya persalinan, dokter menyarankan agar wanita itu untuk operasi Caesar. Dokter berkata “plasenta (ariari) bayi terpisah secara dini atau menutupi jalan lahir, operasi caesar merupakan cara paling aman untuk melindungi ibu maupun bayi”, karena itu jalan terbaik untuk bayi dan ibunya, wanita itupun menyetujui untuk dilakukannya operasi Caesar tersebut. Pasti anda bertanya, dimana suami wanita itu ? jawabannya, diruang melati rumah sakit yang sama,yaitu RS HUSADA. Suaminya dirawat empat hari sebelum isrinya dibawa kerumah sakit. Sebut saja namanya TOBIT, pendarahan hebat pada ginjalnya membuat pria berumur 40 tahun tersebut dirawat sehingga tidak bisa menemani sang istri tercinta menjalankan persalinan, dengan tangan kanan disuntik oleh jarum infuse, pria itu menandatangani surat persetujuan persanilan bedah Caesar yang akan dilakukan oleh dokter ahli bedah. Surat persetujuan pun telah diabsahkan oleh kedua pihak, pihak keluarga dan pihak rumah sakit. Sebelum dijalankannya operasi wanita itu disyaratkan untuk berpuasa dan beristirahat selama operasi belum dimulai.

Sabtu siang 08 Desember 1991, ketika matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat telah terlahir didunia bayi mungil nancantik dengan persalinan operasi Caesar selama 2 jam, mempunyai berat badan 4Kg dan tinggi 50cm lahir dengan keadaan sehat begitu pula ibunya. Setelah dimandikan bayi itu langsung diberikan ke ayah sang bayi diruang melati untuk diiqomahkan dengan tujuan agar kelak di saat besar nanti akan senantiasa mengingat Allah SWT dan terhindar dari godaan syetan. Kabar gembira itu membuat keadaan suaminya membaik dari penyakitnya, lalu ia beranjak keruang istrinya dirawat, dengan tangis kecil yang menandai kebahagiaan keluarga itu, orangtua itu memberikan nama anaknya yaitu ANGGUN WAHYUNI dengan harapan kelak anak mereka akan menjadi wanita soleha, patuh kepada orangtuanya, berguna bagi bangsa dan Negara, anggun dalam keimanannya, anggun dalam perkataannya, anggun dalam berpijak, anggun dalam pergaulannya, anggun dalam kepribadiannya, dan anggun dalam segala hal yang baik. Mereka sangat bahagia, anak perempuannya yang keempat kini mempunyai teman bermain, mereka merasa mempunyai keluarga yang sempurna kebahagiaannya, dua anak wanita dan dua anak pria menghiasi rumah pasangan suami istri itu. Sebenarnya mereka mempunya lima orang anak, namun anak ketiga yang bernama ABDULLAH BASIR telah diasuh oleh tetangganya sejak anak itu dilahirkan oleh ibunya, dengan alasan mereka iba dengan tetangganya yang tidak mempunyai anak setelah pernikahan berpuluh tahun lamanya, tidak hanya memberikan hak asuh saja, sebagai warga Negara yang berlandaskan hukum merekapun membuat hak asuh anak agar tidak ada konflik dikemudian hari, namun dalam perjanjiannya ketika masih kanak-kanak sampai dewasa anak tersebut harus tau siapa orangtua asuh dan orang tua kandungnya.

Kebahagiaan keluarga ibu Ramela dan bapak Tobit semakin lengkap ditandai dengan ketika kondisi keuangan mereka meningkat, ketiga anaknya dikirim ke kampung halaman ayahnya untuk diasuh oleh nenek dari ketiga anakknya, karena kesibukan dari orang tuanya yang mencari nafkah di Jakarta. Mereka berdua dan anaknya yang terakhir tinggal diberbagai tempat di Jakarta, anda pasti bertanya “mengapa diberbagai tempat ?” ya, itu dikarenakan usaha kantin bapak Tobit yang berada dimana-mana, KANTIN JAYA adalah franchice milik keluarga bapak Tobit yang tersebar di Jakarta. Bagaimana kabar ketiga anaknya dikampung ? ketiga anak tersebut diasuh oleh ibu dari bapak Tobit dikampung. Mereka dan anak terakhirnya setiap bulan sekali menengok anaknya yang berada dikampung dengan membawa uang, makanan, baju dan semua yang diperlukan ketiga anaknya, tidak pernah kurang mereka menafkahi ketiga anaknya walaupun mereka berada ditempat yang berbeda, namun kasih sayang orang tua yang sangat dibutuhkan ketiga anak tersebut. Dalam kehidupan ada naik dan turun, ketika itu kantin yang diusahakan bapak Tobit dan istri mulai berkurang walaupun tidak seluruhnya, merekapun berdua mengambil kembali ketiga anaknya yang berada dikampung untuk diasuh mereka karena merasa sanggup untuk mengasuhnya dan tidak merepotkan neneknya yang sudah tua dan sakit-sakitan dikampung.

Ketika anggun berumur 6 tahun, waktu dimana ia memulai pendidikan. Bapak Tobit, ayahnya sangat memanjakan anggun, dari awal anggun sekolah sampai pulang selalu diantar jemput ayahnya, tidak seperti teman yang lain yang dijemput oleh ibunya karena ayah mereka bekerja, sebagai wirausaha bapak Tobit hanya bertugas mengatur dan mengawasi kantin – kantinnya saja tidak terjun langsung kelapangan, jadi kerja bapak Tobit bisa dibilang santai hanya akhir bulan saja mengalami kesibukan untuk mengatur keuangan kantin. Sama seperti tempat tinggal mereka sekeluarga, anggun dan kakak-kakaknya pun merasakan pindah sekolah, dari satu tempat ketempat yang lain. Sampai dengan kelas 4 SD anggun sudah mengalami 3 kali pindah sekolah, ketika anggun menduduki bangku kelas 4 SD tepatnya caturwulan 1 di kawasan Bintaro Jaya, ayahnya yaitu bapak Tobit mengalami pendarahan luar biasa pada ginjalnya, dikarenakan alat rumah sakit yang berada didaerah setempat kurang tersedia, bapak Tobit disarankan untuk rujuk ke rumah sakit di Jakarta. Sekeluarga berangkat ke Jakarta, anggun dan kakaknya pun pindah dari sekolah mereka di Bintaro ke Jakarta.

Komplikasi, penyakit yang diderita bapak Tobit, semua penyakit seperinya ada di tubuh bapak itu seperti ginjal, jantung, gula darah, darah tinggi dll. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan sangat mahal, segala macam upaya telah dilakukan oleh keluarga itu dari menjual kantin, emas, mobil bahkan tak sedikit yang menyumbangkan uang dari sanak sadara dekat untuk bapak Tobit. Sebulan penuh bapak Tobit dirumah sakit, keadaan keluarga itu memang berubah drastis, tak ada satu kantin pun yang mereka punya, tak ada perhiasan dan benda lain untuk dijual, semua telah habis untuk pembiayaan ayah mereka tercinta. Hari ke 32 bapak Tobit dirawat. Anggun berkata kepada ibunya “mah, selama ayah dirumah sakit aku tidak pernah melihatnya mah, ijinkan aku melihatnya mah” tidak lama anggun berkata seperti itu, ibunya langsung membawa ia keruang dimana ayahnya berbaring,dengan kondisi ayahnya yang sudah tidak dapat mengenal siapapun pada saat itu bahkan istri dan anaknya sekalipun. Berkatalah istri kepada suaminya “yah, itu anakmu anggun”, dengan senyum lebar ayah menyanyikan lagu dangdut kesukaannya “dia tidak cantik mah, dia tidak jelek mah yang sedang – sedang sajaa..” ya, itu adalah kata terakhir yang didengar oleh anggun dari ayah tercintanya.

Rabu, 18 April 2001

Jika diibaratka langit hitam telah menghampiri rumah itu, sepertinya sudah tidak ada artinya lagi bagi keluarga itu untuk hidup, telah berpulang ayahanda tercinta TOBIT BIN THARDJA kerahmatullah. Istrinya teramat mencintai suaminya, segalanya telah ia berikan kepada suaminya akan cintanya, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan telah mereka jalani bersama selama pernikahan 35 tahun. Bagaimana wanita itu bisa mengasuh kelima anaknya tanpa suami disisinya, bagaimana dengan pendidikan anak mereka, bagaimana dengan kesehatannya, bagaimana dengan kondisi psikologi anak mereka tanpa panutan ayah disisi mereka. Kesedihan itu tidak berkepanjangan, wanita tersebut harus memulai hidupnya dari nol, dimulai dengan usaha kecil-kecilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana dengan biaya sekolah anaknya ? anggun dan kakak – kakaknya mendapat beasiswa keringan biaya pendidikan dari yayasan swasta di Jakarta.ANGGUN WAHYUNI, gadis cilik yang tidak mempunyai ayah sejak menduduki kelas 4 SD, yaitu adalah aku. Aku yang telah kehilangan sosok yang paling aku idolakan yaitu ayahku TOBIT BIN THARDJA.

Definisi ayah menurutku :

“ayah biasa mengajari putri kecilnya naik sepeda dan setelah ayah mengganggapku bisa, ayah akan melepaskan roda bantu di sepedaku, Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya ayah” Mama takut aku terjatuh lalu terluka, namun aku sadar bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanku, menatapku, dan menjagaku mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA”

“ Pada saat aku menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapku iba tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang" aku sadar, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin aku menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi”

“Saat aku sakit flu, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! jangan minum air dingin!". Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatiku dengan lembut. Aku sadar, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanku”

“AYAHKU adalah sosok yang ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan,lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya”

“Ayah hanya menyuruhku mengerjakan pekerjaan yang aku sukai. Ayah membiarkan aku menang dalam permainan ketika aku masih kecil, tapi dia tidak ingin aku membiarkannya menang ketika aku sudah besar “

“Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret“

“Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanku untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan”

“Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka “

“Ayah mulai merencanakan hidupku ketika tahu bahwa ibuku hamil (mengandungku) , tapi begitu aku lahir, ia mulai membuat revisi”

“Ayah membantu membuat impianku jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanku untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya “

“Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu aku mencarinya”

“Ayah mungkin tampak galak di mataku, tetapi di mata teman-temanku dia tampak lucu dan menyayangi“

“Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup “

“Ayah benar-benar senang membantu seseorang, tapi ia sukar meminta bantuan.”

“Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam, walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.”

“Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatku senang tapi tidak takut”

“Ayah tidak akan memanjakanku ketika aku sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu aku membutuhkannya”

“Ayah itu murah hati. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang aku butuhkan”

“Ayah mengangkat beban berat dari bahuku dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu “

“Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatku melakukan sesuatu persis seperti caranya“

” kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya di pasar apalagi di tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pedagang yang pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya”

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :

”Jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kaugantikan posisi Ayah di hatimu”

“Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik. Dan terpenting adalah Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya”

Terima kasih

Untuk setiap peluh yang kau teteskan

Untuk setiap kerut dahimu yang tak sempat kuhitung

Untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku

Untuk tumis kangkung paling lezat sedunia

Untuk tetes “air mata laki-laki “yang begitu mahal ketika kau khawatirkan aku

Untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku hianatI

Tak akan pernah bisa terbalas segalanya

Tuhan pasti mengganti semuanya dengan yang terbaik

Hanya kalimat itu yang aku persembahkan untukmu ayah, doaku menyertaimu ayah terhebat sedunia.

Aku yang tinggal bersama wanita tegar dengan ketiga saudaraku. Sejak ayah kami telah tiada, aku dan keluarga hanya bisa hidup seadanya, dari situ aku diajarkan bagaimana kami bisa mempertahankan hidup tanpa orang tua yang utuh. Ketika itu aku bertekat untuk berprestasi dalam pendidikan tidak hanya juara kelas yang harus aku raih, didalam sekolah agama pun aku harus sungguh-sungguh, dari sana aku bisa belajar bagaimana menjadi anak yang soleha yang selalu mendoakan orangtua yang kita sayangi baik yang masih hidup maupun yang telah tiada Kebersamaan kami sekeluarga merupakan modal dari kekuatan pertahanan keluargaku. Tuhan memang adil, Dia mempercayai keluarga kami, sesungguhnya kami adalah golongan orang yang beruntung”.

Pada tahun 2004, aku meneruskan Sekolah Menengah Pertama negeri di Jakarta, dengan modal nilai yang cukup tinggi aku dapat membantu meringankan pembiayaan administrasi disekolah baruku, sama seperti ditingkat SD aku pun harus bertekat untuk berprestasi dalam segala bidang, aku harus menjadi siswa yang luar biasa baik bukan hanya siswa yang biasa, aku berjanji tak akan mengecewakan ibuku, saudaraku dan yayasan yang telah membantu membiayai pendidikan aku dan saudaraku. Disekolah tingkat pertama inilah aku menemukan cinta, bisa dibilang cinta pertamaku, mungkin anda akan bilang ini cinta monyet, tapi cinta itu tidak bisa kulupakan hingga aku dewasa , hingga saat ini. Aku sangat mengaguminya, semua yang ada pada dirinya cara bicaranya, segala sikapnya, semua aku suka darinya, karena dia aku sangat menyukai pelajaran Matematika hingga sampai saat ini, karena dia aku sulit untuk jatuh cinta sampai saat ini, memang sampai usia ku yang ke 19 ini sudah ada beberapa pria yang pernah mengisi cintanya hatiku, namun dia “cinta pertamaku” yang sangat sulit untuk dilupakan sampai saat ini. Jika ditanya alasannya kenapa aku begitu mencintainya aku akan jawab, aku sendiri tidak tahu mengapa aku begitu mencintainya. Sampai saat ini aku masih berhubungan baik padanya, suatu ketika ia pernah menyatakan rasa cintanya kepadaku, akupun merasa sangat bahagia karena cintaku kepadanya selama ini tidak sia-sia, namun aku menolak cintanya. Pasti anda akan menggapku wanita yang bodoh, aku menolaknya karena aku takut kehilangannya jika hubunganku tidak baik dengannya, aku takut menyakitinya, cukup dengan keadaan seperti ini saja seperti teman biasanya agar tidak ada yang menyakiti dan tersakiti walaupun hatiku ingin sekali berharap lebih bersamanya, itu disebabkan aku mencintainya karena ALLAH. Mungkin itu sedikit cerita tentang kisah cintaku, makhluk tuahn yang mempunyai rasa cinta dan kasih sayang. Doaku agar kami diberikan yang terbaik oleh Tuhan.

Empat tahun setelah keluarga ku ditinggal oleh sosok ayah yang sangat luar biasa merupakan waktu yang cukup lama untuk menyudahi keterpurukan, secara perlahan keluarga kami merasakan kebahagiaan seutuhanya, ketiga saudaraku kini sudah bisa membatu orang tuaku dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang berbeda. Kedua kakak laki – laki bekerja sebagai staff finance sedangkan kakakku yang perempuan bekerja sebagai staff administrasi.

Ketika kebahagiaan itu perlahan datang, keluargaku dikejutkan dengan berita sakitnya kakakku yang tinggal bersama orangtua angkatnya, tidak tanggung-tanggung Leukimia adalah penyakit yang ia derita. Rasa itu terulang kembali, rasa dimana seseorang yang teramat kami cintai menderita sakit yang sangat parah, kakakku Basir adalah sosok pria berumur 22 tahun yang gagah, tampan, tinggi dan sangat mencintai olahraga taekwondo, karena prestasinya dibidang itu seharusnya ia akan dikirimkan ke Negara Korea ketika umurnya meranjak 23 tahun, namun kanker darah stadium empat itu telah menghalangi cita-citanya. Setelah divonis 6 bulan, kakakku bertahan dalam sakitnya, menahan sakit pada sendi tulangnya, tetesan darah yang selalu mengalir keluar pada hidung, telinga, mulut dan giginya serta rambutnya yang semakin hari semakin menipis membuat sabuk hitam yang ia raih sudah tidak ada artinya lagi. Orangtua angkat dari kakakku termasuk orang yang berada, seluruh pengobatan ditanggung oleh orangtua angkatnya. Tepat 6 bulan vonis dokter kepada kakakku Basir, 14 Desember 2005 kakakku ABDULLAH BASIR telah menyusul ayah kami tercinta ketempat yang jauh lebih tenang. Silatuhrahmi keluarga kami dengan orangtua asuh kakakku tak akan pernah terputus, karena itu adalah wasiat kakakku sebelum ia menutup matanya.

Tiadanya didunia dua orang yang amat kucinta membuatku takut akan mati, takut akan kehilngan orang – orang yang masih aku sayangi didunia, takut kehilangan ibu dan saudara-saudaraku. Dikala aku sedih mereka ada didekatku, dikala aku rapuh mereka ada disampingku, dikala aku merasa gagal dan sudah tidak berguna lagi mereka selalu ada untukku. MEREKA adalah keluargaku, Ibuku bernama Ramela lahir di Jakarta 16 Juni 1954, abangku yang pertama Taufik Nurhakim lahir di Jakarta 15 Desember 1977, abangku yang kedua bernama Abdullah Zafar lahir di Jakarta 05 Januari 1979 dan kakak perempuan ku yang paling cantik dan paling cerewet sejagat raya Indonesia bernama Nuzulina lahir di Jakarta 05 Desember 1985. Kedua abangku kini sudah berkeluarga, hanya aku dan kakak perempuanku yang masih bergantung kepada mamahku tercinta dan jika tidak ada rintangan Insya Allah kakakku yang perempuan akan menikah dengan lelaki pilihannya tahun ini.

Aku bersyukur mempunyai ibu yang super hebat, tanpa dampingan suaminya tercinta beliau bisa menghidupi aku dan saudaraku bahkan sampai jenjang pergguruan tinggi. Sekarang aku tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Gunadarma jurusan akuntasi, saat ini aku menduduki semester 4 (empat) dikelas 2EB08. Obsesiku hingga sampai saat ini adalah dimana aku harus berjuang memperbaiki kekurangan nilai IPK untuk memenuhi persyaratan jalur skripsi, aku harus berhasil apapun caranya asal tidak melenceng dari norma agama dan norma hukum Negara. Aku harus lulus dengan nilai dan skill yang memuaskan agar tercapainya cita – cita ku untuk membahagiakan keluargaku terutama keluargaku yaitu ibu dan ayah tercinta. Hanya ibu orangtua satu – satunya yang aku miliki aku harus membahagiakannya dan itu janjiku.

Pengalaman yang tak pernah aku lupakan adalah ketika aku mengikuti study wirausaha yang dilakukan oleh lembaga keuangan Pegadaian selama seminggu dibogor. Disana kami di didik bagaimana kita menjadi sumber daya yang bermanfaat, tidak hanya sebagai pekerja namun sebagai pihak yang member pekerjaan bagi orang banyak. Uniknya ketika aku di test bagaimana dengan modal satu botol minimal mineral mampu mendapatkan uang minimal Rp 25.000 dengan waktu 2 jam, semua barang yang kita punya seperti uang, dompet, jam tangan dan barang berharga lain dikumpulkan. Aku hanya bermodal satu botol minum saja. Awalnya aku merasa ini tantangan yang teramat mudah, namun itu tidak seperti yang aku bayangkan. Perlu waktu 20 menit untuk dapat menjual satu botol saja, lalu hasil penjualannya aku belikan 2 botol air mineral dengan brand yang tidak terkenal. Lucunya ketika aku berteriak “AQUA..AQUA”lalu aku dikatakan penipu oleh pembeli, disebabkan karena aku menjual air mineral merk lain bukan AQUA. Terik matahari sedikit merapuhkan semangat ku, belum pernah aku merasakan mencari uang selelah dan serumit itu, namun aku tetap berusaha agar dapat mencapai target, setelah satu jam berjalan akhirnya kedua botol mineral sudah terjual kini terkumpul uang Rp 6000 dan masih harus mengumpulkan uang Rp 19000 dengan waktu yang tersisa satu jam. Setelah aku pikirkan lebih baik aku mengamen saja, karena jika diteruskan berjualan air mineral aku tidak akan bisa mencapai target dengan waktu yang tersiksa. Dimulai dari rumah makan padang. Mengamen itu merupakan pekerjaan yang amat sulit perlu keberanian dan rasa percaya diri yang amat luar biasa. Satu jam aku meyanyi dari satu tempat ketempat yang lain aku mendapat uang tambahan sebesar Rp 12000 dan uangku bertambah menjadi Rp18000. Waktu sudah habis dan aku belum mencapai target, kurang Rp 7000 lagi untuk mencapai target, sungguh amat sulit mendapatkan uang rasanya aku ingin menelpon mamahku untuk dikirimkan uang, jangankan Rp7000 lebih dari itu pun aku bisa meminta ke mamah, namun apadaya semua barang yang kita miliki sudah dikumpulkan. Banyak pelajaran yang aku dapat dari kejadian itu, dimana aku bisa menghargai uang, waktu dan kerja keras, diantaranya aku tambah mnyadari bahwa aku dianugerahkan oleh Allah dengan diberikannya sosok seorang mamah yang luar biasa baiknya. Pelajaran lain yang aku dapat adalah bagaimana kita bisa menghargai rakyat kecil salah satunya pengamen dan pedagang asongan. Mereka bukan pemalas yang tidak mau mencari kerja mereka hanya pekerja yang kurang beruntung , dari situ aku harus bersyukur dapat merasakan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Pengacara adalah cita citaku sejak kecil, dengan alasan karena aku ingin sekali membela orang – orang benar yang membutukan keadilan. Berjalannya waktu membuat cita – citaku hanya angan belaka, dimulai dari pilihan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan akunsi yang membuat mindsetku tentang pengacara berubah drastic, mulai saat itu hingga saat ini aku bercita – cita ingin sekali menjadi auditor dalam bidang akuntansi, tidak hanya itu aku juga ingin menjadi wirausaha dan menjadi istri yang soleha untuk suaminya kelak. Seperti ibuku terhadap ayahku.

Demikian sedikit dari kisah hidupku, semoga banya pelajaran yang baik dari ceritaku ini, semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar