Minggu, 07 November 2010

koperasi di Banyuwangi , APA KABAR ?

Jakarta, 22/7 (SIGAP) - Kondisi ratusan koperasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kini sangat memprihatinkan, karena dari 649 jenis koperasi yang ada baru 189 koperasi yang melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT).

"Padahal dari 189 koperasi yang telah melaksanakan RAT tidak semuanya melakukan rapat tahunan tersebut secara benar. Bagaimana lagi dengan yang belum pernah melaksanakan RAT," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Banyuwangi Hartoyo, Rabu.

Hartoyo menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam peringatan hari koperasi beberapa waktu secara tegas menyebutkan koperasi akan menjadi tumpuan utama dalam pembangunan ekonomi mikro pedesaan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja serta bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Karena itu, Hartoyo bertekad segera membenahi ratusan koperasi yang telah berbadan hukum di daerahnya.

"Ketika ratusan koperasi yang ditengarai belum melakukan RAT itu dikumpulkan ternyata yang datang juga sedikit," katanya menyayangkan.

Untuk itu, pihaknya akan segera menginventarisasi seluruh koperasi yang ada di Banyuwangi. Koperasi tersebut, meliputi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Unit Desa (KUD),KOperasi Wanita (Kopwan), dan Koperasi Simpang Usaha (KSU).

Dengan inventarisasi itu, kata Hartoyo, Disperindagkop Banyuwangi akan mengetahui sejauh mana akar persoalan yang dihadapi masing-masing koperasi yang ada.

"Jika koperasi itu memang sakit, biar kami segera mengetahui apa obatnya. Sehingga koperasi tersebut bisa segera sehat kembali," kata Hartoyo.

Dalam pantauan SIGAP, sejatinya koperasi mampu menjadi juru selamat apabila koperasi mampu menjalankan peran usahanya sebagai penggerak ekonomi rakyat.

Koperasi harus mampu menjalankan bisnis secara profesional, Koperasi dituntut untuk mampu menjalankan kegiatan yang produktif sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Hal ini dimungkinkan, karena upaya pengentasan kemiskinan khususnya dengan memajukan pengusaha kecil dan program penumbuhan wirausaha baru masih mengalami banyak kendala. Sementara itu, usaha kecil yang sudah ada sulit berkembang, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang gulung tikar padahal tidak kurang 255 program strategis pemerintah tentang koperasi sudah diluncurkan dari pusat hingga daerah.

Ditengah tingkat persaingan usaha semakin tidak seimbang di antara pengusaha kecil dan pengusaha besar, k endala tersebut bisa diatasi jika koperasi mampu berperan sebagai pemersatu dari UMKM yang jumlahnya relatif banyak.

Tentu bisa dibayangkan, jutaan UMKM jika bersatu padu dalam satu wadah koperasi, akan menjadi satu kekuatan yang sangat besar dan mampu menawarkan solusi terhadap berbagai persoalan yang terkait dengan persoalan kemiskinan.

Menurut Hartoyo, bila pembinaan telah dilakukan tetapi masih ada koperasi yang bandel, namun dirinya berjanji tidak segan-segan untuk menindak koperasi tersebut. Tindakan tegas itu dimaksudkan untuk memutus mata rantai kebiasaan sebuah koperasi yang buruk biar tidak dicontoh koperasi lainnya.

"Apalagi Provinsi Jawa Timur telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan koperasi secara nasional setelah sukses meningkatkan peranan koperasi dalam pertumbuhan ekonominya hingga 5,83 persen pada tri wulan pertama 2010," katanya. (laporan wa prasetya/ant)


REPOST dari ; http://sigapbencana-bansos.info/berita/2448-22-07-2010-banyuwangi-kondisi-ratusan-koperasi-memprihatinkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar